Banyak orang berpandangan bahwasannya kesuksesan diraih semata-mata hanya karena faktor keberuntungan. Yup, pandangan ini memang ada benarnya, namun tak seutuhnya benar. Mari kita lihat beberapa penggalan kisah, para penemu yang kita sebut beruntung itu. Diawali dengan kisah penemuan Sir Alexander Fleming. Ia adalah orang yang dikenal sebagai penemu penisilin (antibiotik untuk melawan bakteri). Lahir di daerah pertanian Lochfield dekat Darvel, Skotlandia. Dia adalah anak ketiga dari empat orang bersaudara dan mempunyai empat orang saudara tiri lagi. Fleming bersekolah di Loudoun Moor School dan Darvel School, kemudian selama dua tahun dia bersekolah di Kilmarnock Academy. Setelah bekerja di kantor jasa pengiriman selama empat tahun, Fleming yang berumur 20 tahun saat itu mewarisi sebagian harta dari pamannya. Kakak Fleming yang waktu itu adalah seorang dokter menyarankan agar adiknya mengikuti jejak karirnya, sehingga pada tahun 1901 Alexander Fleming kemudian mendaftarkan diri di Rumah Sakit St. Mary's, London. Dia kemudian mendapatkan kualifikasi khusus untuk bersekolah di tahun 1906 dengan pilihan menjadi ahli bedah.
Alexander Fleming sendiri terkenal karena dia merupakan ahli peneliti yang sangat pandai, tetapi ceroboh dan laboratoriumnya sendiri sering terlihat berantakan. Pada Perang Dunia I, Alexander Fleming mulai bergabung dengan pihak medis. Ia melihat betapa mengerikannya luka-luka yang terinfeksi bakteri akibat perang dunia tersebut. Sehingga pada tahun 1920, ia mulai menenggelamkan diri untuk melaksanakan penelitian anti bakteri pada Tahun 1928. Namun sepanjang usahanya, ia belum juga menemukan jawaban atas usahanya, sehingga ia memutuskan untuk mengambil waktu sejenak untuk berlibur dan berharap mendapat inspirasi atas pencariannya. Setelah beberapa waktu, Alexander Fleming pulang dari liburan panjang, Fleming baru teringat akan bakteri-bakteri dipiringan laboratorium lupa di simpan baik-baik, dan telah terkontaminasi dengan sejenis jamur. Beberapa piring laboratorium yang berisikan bakteri di buang, tetapi kemudian Fleming memperhatikan bahwa perkembangan bakteri pada daerah yang terkontaminasi oleh jamur tersebut menjadi terhambat. Fleming kemudian mengambil sampel contoh dari jamur tersebut dan menelitinya, dia menemukan bahwa jamur tersebut berasal dari genus Penicillium. Inilah sebabnya mengapa obat tersebut bernama penicillin atau penisilin (Indonesia).
Lihat betapa keberuntungan melintasi kehidupan Alexander Fleming! Mencari tak kunjung didapati, beralih namun hadir tanpa disadari. Yup, keberuntungan itu tentunya ada! Namun, sadarkah kita keberuntungan bukan semata-mata hanya sebatas keberuntungan. Dalam kisah tersebut Alexander Fleming berusaha sampai sebuah titik yang mana ia telah mengalami kebuntuan! Ia berusaha!
Bayangkan apa yang terjadi jika ia sama sekali tak pernah meneliti? Berapa banyak luka terinfeksi yang tak bisa disembuhkan? Betapa orang penting seperti Churcill tak akan hidup di dunia ini.
Dalam hidup kita sadari bahwasannya ada keberuntungan didalamnya, namun bukan keberuntungan yang terpenting, tetapi usaha yang kita lakukan akan sesuatu, itulah esensi pentingnya. Sebab, sadar atau tidak keberuntungan sendiri adalah buah usaha yang telah kita lakukan, sedang kita lakukan, dan yang akan kita lakukan. Semakin besar usaha kita, semakin besar pula kesempatan kita mendapat keberuntungan.
^^ Good Luck. . .