Mungkin sebagian kita pernah mendengar cerita Helen Keller--penulis besar asal Amerika Serikat yang buta, bisu dan tuli. Ia lahir di Tuscumbia, Alabama pada 27 Juni 1880. Pada usia balita, yaitu 19 bulan, ia diserang "demam" tinggi sehingga menyebabkannya menjadi buta dan tuli. Di masa-masa kecil Helen; seorang guru yang baik--Annie Sullivan--mengajari dan mendidiknya dengan sabar.
Sejak usia 7 tahun hingga kuliah di Radcliffe College pada usia 20 tahun, sang guru mengajarkan Helen cara membaca huruf Braille, hidup disiplin, dan bagaimana bangkit dari keadaan. Pada akhirnya, dengan perjuangan dan motivasi yang tinggi, Helen Keller menjadi penulis terkenal dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang yang mengalami nasib sepertinya.
Sebelum wafat pada 1 Juni 1968, masa hidupnya banyak disumbangkan pada kegiatan sosial untuk membantu orang-orang yang bernasib sama; mengajar, dan menulis buku-buku di mana salah satu karya tulisnya yang terkenal adalah Story of My Life (1902).
Helen Keller menginspirasikan banyak orang untuk bangkit meraih kesuksesan. Di banyak kelas-kelas seminar motivasi, cerita dan film Helen Keller ini diperlihatkan untuk menyemangati dan "membakar" motivasi seseorang agar bangkit percaya diri melawan keraguan keberhasilan. Cerita inipun, menjadi sumber inspirasi yang dapat membongkar belenggu keraguan sahabat tadi, yang juga ‘ragu' untuk bisa menjadi seorang penulis.
Bagaimana seorang Helen Keller yang total buta, bisu dan tuli dengan motivasi yang tinggi untuk belajar, maka bisa menjadi seorang penulis; bagaimana kita, yang "sempurna" secara fisik dan mental, pastipun dengan semangat yang tinggi juga bisa menjadi seorang penulis yang handal.
Menjadi penulis saat ini memberikan peluang tersendiri bagi penambahan pendapatan, popularitas, dan mungkin dapat menjadi salah satu profesi yang diandalkan bagi sebagian orang. Katakanlah penulis novel, cerpen, penulis artikel, dan kolumnis.
Menulis bukan hanya hak seorang ilmuan, cendekiawan, budayawan, ataupun para pakar. Tetapi, kita pun mulai dari pelajar, mahasiswa, profesional; semua dapat menulis, jika memang memiliki minat dan mau mengasah kemampuan untuk menulis.
Beberapa kiat dapat dijadikan acuan bagi Mereka yang ingin mulai mencoba menulis sebuah tulisan, terutama artikel populer, antara lain:
1. Fokus pada bidang yang dikuasai
Contoh di bidang pemasaran; disiplin ilmu pemasaran ini menurunkan ragam cabang disiplin kekhususan, mulai dari manajemen produk, strategi promosi, strategi harga, strategi distribusi, manajemen pelayanan, ataupun yang sedang trend saat ini yaitu tanggung jawab sosial perusahaan (corporate sosial responsibility). Seorang penulis dapat fokus pada salah satu dari disiplin ilmu tersebut.
Perdalam ilmu dengan membaca buku-buku disiplin ilmu tersebut. Anda juga bisa menulis berdasarkan pengalaman sebagai profesional. Dengan fokus pada disiplin ilmu tersebut, memungkinkan kelak akan menjadi penulis profesional di bidangnya.
Di luar disiplin keilmuan teoritis pun, masih banyak hal yang bisa diangkat sebagai sumber tulisan, baik hal yang terkait motivasi, pencerahan, ataupun fenomena sosial yang sedang terjadi saat ini.
2. Mulai dari ide yang menarik
Mulailah dari ide yang menarik. Menarik di sini adalah dapat menimbulkan kesan, memberikan inspirasi, dan memberikan pengetahuan baru bagi pembaca. Penulisan mengenai merek-merek lokal yang bersaing dengan produk global bisa di mulai dari contoh sebuah studi kasus. Seperti, bagaimana Group Wings membangun merek-merek lokal untuk bersaing dengan merek-merek multinasional seperti dari Unilever.
3. Tulis apa yang dipikirkan
Mulailah tulis apa yang ada di pikiran, apapun! Dengan bidang spesifik yang dikuasai, Kita bisa mulai menulis dengan cara bercerita. Layaknya sedang bercerita kepada orang lain tentang suatu peristiwa atau kejadian tertentu. Sehingga dengan cerita tersebut, pembaca diajak mengikuti alur-alur peristiwa yang ditulis oleh penulis dengan santai dan "larut" dalam cerita tersebut.
4. Kembangkan ide ke dalam susunan kalimat yang efektif
Tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca. Efektif di sini adalah menarik perhatian pembaca dan mampu menimbulkan kembali gagasan sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh penulis.
5. Dari kalimat ke alinea
Himpunan kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian akan membentuk suatu alinea. Seorang penulis dituntut memiliki kemampuan menggembangkan gagasan--yaitu, dari ide ke dalam susunan kalimat-kalimat yang membentuk alinea. Setiap alinea yang terbentuk ini memiliki pokok gagasan atau inti kalimat.
6. Kumpulkan data pendukung
Sebuah gagasan dalam tulisan bisa saja sebuah opini langsung dari penulis, mungkin juga opini tersebut didukung oleh argumentasi-argumentasi dari penulis sebelumnya. Nah, dibutuhkan referensi untuk mendukung sebuah pendapat tersebut. Referensi ini bisa diperoleh dari informasi tangan pertama melalui proses wawancara, angket, diskusi kelompok fokus; atau juga informasi bisa diperoleh dari literatur, berupa buku-buku, majalah, publikasi pemerintah (BPS), data sensus, dan catatan dokumen lainnya.
Buatlah tulisan menjadi menarik dan "mendalam", dengan dukungan informasi yang diperoleh dari sumber yang didapat tersebut.
7. Bacalah kembali! Biarkan orang terdekat membaca dan memberikan masukan awal
Cobalah mulai menulis bidang yang diminati. Lakukan latihan membuat artikel, lalu coba baca kembali artikel tersebut, apakah susunan kata, kalimat, dan alinea yang ditulis telah membentuk alur tulisan yang sistematis dan "enak" dibaca. Mintalah orang terdekat untuk membaca dan menilai tulisan tersebut; apakah gagasan ide yang dikemukakan sesuai dengan apa yang diterima oleh pembaca. Lakukan perbaikan bila diperlukan.
8. Submit dan posting tulisan ke media offline atau media online
Tulisan akhir yang telah dibuat, apabila dirasakan telah final dikerjakan, Kita bisa mengirim tulisan tersebut ke penerbit yang sesuai dengan topik tulisan. Apabila tulisan tersebut merupakan tulisan seputar pemasaran, Kita bisa mengirim ke majalah-majalah yang membahas topik pemasaran, bisa saja dikirim ke media offline--seperti Majalah Marketing atau majalah lain yang memberikan suplemen kolom pemasaran. Apabila dirasa hanya perlu memposting ke media online, Anda bisa men-submit ke situs-situs yang menyediakan kolom tulisan bagi pembaca setia media online tersebut.
Selamat mencoba..!!!
^^ Good Luck. . .