Sekedar Ngasih Saran. . .

Jadikan dirimu sesempurna mungkin,meskipun tiada yang sempurna di dunia ini!
Bentuklah duniamu dengan sikap yang mengagumkan...

Selasa, 09 Agustus 2011

Jadilah Berarti


Hari ini Agus mendapatkan pelajaran yang sangat berharga ketika ia menemani Bapaknya sehari penuh. Walaupun bukan untuk jalan-jalan, perjalanan yang mereka lakukan begitu bermakna dalam hari-hari Agus ke depan. Bagaimana tidak, dalam satu hari ini, Agus dihadapkan pada dua fenomena yang berbeda dan sangat bertolak belakang: Kelahiran dan Kematian.

Pagi hari, Agus diajak ayahnya untuk menemani beliau menjenguk istri temannya yang sedang melahirkan di salah satu rumah sakit ternama di tempat tinggalnya. Agus hanya mengangguk tanpa protes. Ia sangat tahu persis kebiasaan ayahnya. Jika diprotes, ayahnya langsung marah. Namun di samping sifat temperamental ayahnya tersebut, tersimpan sisi-sisi pendidikan yang amat dalam.

“Coba amati baik-baik apa yang nanti kamu saksikan di ruang teman bapak itu!” pesan ayah Agus beberapa menit sebelum memasuki ruangan bersalin. Tampak, teman ayah Agus tersenyum gembira beserta keluarganya, menyambut kedatangan teman sejawatnya dan Agus sendiri. Dan tentunya, raut wajah tersebut tampak setelah mendengar tangisan bayi yang lahir dengan selamat. Begitu bahagianya!

Itu kejadian pada pagi harinya. Dan sore harinya, Agus dibawa ayahnya untuk melayat salah satu orang tua dari rekan bisnis beliau. Dan sebagaimana di pagi hari tadi, Agus tidak berkata apa-apa. Ia hanya mengikuti kemana arah langkah kaki ayahnya berjalan.

“Coba amati baik-baik apa yang nanti kamu saksikan di rumah duka teman bapak itu!” lagi-lagi ayah Agus berpesan beberapa menit sebelum memasuki rumah duka. Terlihat beberapa wajah sedih dan menangis para pelayat. Mereka menangisi kepergian sang mayat. Dan ketika Agus melihat aura wajah mayat yang meninggal, ia melihat senyum simpul dari sang mayat di kedua belah bibirnya.

Dan akhirnya, malam hari, Agus dan ayahnya pulang kerumah. Sebelum beranjak ketempat tidur, Sang Ayah bertanya santai kepada Agus tentang apa yang dilihatnya. Agus pun menceritakan segala apa yang ia amati. Dan diakhir pembicaraan, sang Ayah berpesan sebagai berikut;

Ketika kamu lahir, kamu menangis dan sekelilingmu tertawa gembira. Maka bertekadlah untuk berbakti pada mereka agar kelak ketika kamu meninggalkan dunia ini, kamu tersenyum gembira melihat karya-karyamu yang membanggakan, dan sekelilingmu menangisi kepergianmu yang sangat berarti!

*****

Bayangkan saja. Sebuah karya yang kita torehkan akan sangat berdampak besar pada perilaku masyarakat terhadap kita. Ketika kita kaya akan karya, masyarakat akan senang dengan keberadaan kita. Sehingga pantas jika saat kita meninggalkan mereka, mereka menangisi kepergian kita.

Namun sebaliknya, ketika kita miskin akan karya, perlakuan masyarakat pun akan berubah total. Mereka bukannya menangisi kepergian kita, melainkan tidak merasakan apa-apa. Dan yang lebih parah, jangan-jangan mereka mensyukuri kepergian kita.

Teruslah berkarya dan ingatlah pesan ayah Agus tersebut. Maka bertekadlah untuk berbakti pada mereka agar kelak ketika kamu meninggalkan dunia ini, kamu tersenyum gembira melihat karya-karyamu yang membanggakan, dan sekelilingmu menangisi kepergianmu yang sangat berarti!


^^ Good Luck. . .